Minggu, 31 Oktober 2010

Ragam Bahasa Standar dan Non_standar

Ragam Bahasa Standar dan Non_standar

Pendahuluan

Bahasa adalah sebuah alat komunikasi baik berupa lisan maupun tulisan yang dapat disampaikan kepada orang lain dengan berbagai macam sarana yang mendukung.

Ragam dan Laras Bahasa merupan hal yang terpenting dalam penggunaan Bahasa Indonesia. Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicaraan. Pada saat digunakan sebagai alat komunikasi, bahasa termasuk dalam berbagai macam laras sesuai dengan fungsi pemakaiannya, sehingga laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan pemakai.

Ragam bahasa baku memiliki istilah lain yaitu :

1. ragam bahasa standard,

2. ragam bahasa semistandat, dan

3. ragam bahasa nonstandard.

Ø Ragam Bahasa Standar

Ragam Bahasa Standar memiliki sifat kemantapan berupa kaidah dan aturan tetap. Akan tetapi kemantapan itu tidak bersifat kaku. Ragam standar tetap luwes sehingga memungkinkan perubahan di bidang kosakata, peristilahan, serta mengizinkan perkembangan berbagai jenis laras yang diperlukan dalam kehidupan modem (Alwi,1998:14).

Perbedaan antara ragam bahasa standar , nonstandard, dan semistandard :

  • Topic yang sedang dibahas,
  • Hubungan antara pembicara,
  • Medium yang digunakan,
  • Lingkungan, atau
  • Situasi saat pembicaraan terjadi.

Cirri-ciri yang membedakan antara ragam standar, nonstandard dan semistandar :

  • Penggunaan kata serapan atau kata ganti
  • Penggunaan kata tertentu
  • Penggunaan imbuhan
  • Penggunaan kata sambung (konjungsi), dan
  • Penggunaan fungsi yang lengkap.

Contoh karangan Ragam Bahasa Standar.

SANG JURU KUNCI MERAPI

Belakangan ini kita sering mendengar bencana dan musibah dimana-mana, dan perhatian kita pasti akan langsung tertuju akan bencana Tsunami di Mentawai dan meletusnya Merapi di Jogjakarta. Belum duka tersebut mampu menghilang dari benak kita, bantuan belum tersalurkan kepada korban bencana, dimana-mana sudah diributkan siapakah pengganti Mbah Marijan “Sang Juru Kunci Merapi”.

Aneh bagi saya, mungkin juga anda. Di infotaiment , kabar tersebut tidak akan absen dari minggu-minggu terakhir ini, sampai-sampai ada sebuah infotaiment mengabarkan berita tersebut secara ekslusif antara setengah bahkan sampai satu jam untuk membahas masalah tersebut. Miris hati saya, bukannya focus dan konsentrasi memberi dan mengurusi korban bencana, malah membahas masalah yang seharusnya bisa dipikirkan nanti.

Memang perlu “Sang Juru Kunci” untuk gunung, apalagi di daerah pulau Jawa yang memiliki adat dan tradisi yang sudah ada secara turun temurun, tetapi biarlah masalah ini diatur dan diputuskan oleh Kerajaan Keraton, karena setahu saya pihak Kerajaan Keraton yang akan memberikan mandat untuk menjaga Gunung Merapi yang aktif kepada orang yang dianggap layak, Kerajaan Keraton tidak akan memilih sembarang orang sebagai pengganti Mbah Marijan, pasti ada perhitungan khusus.

Untuk itu marilah kita benahi diri, baiknya kita bisa memilih yang terbaik untuk bangsa dan negeri ini, lebih mengutamakan kepentingan orang banyak dari pada individu, bukan hanya untuk keuntungan sepihak, dalam hal ini mungkin menaikan rating pemirsa. Kita adalah bangsa yang beragam, dengan semboyan berbeda-beda tapi tetap satu jua. Apabila ada sebagian dari bangsa kita yang terluka yang lainnya pasti akan merasakannya, ibarat satu organ tubuh, kaki terluka badanpun akan merasa juga.

Contoh karangan Ragam Bahasa NonStandar.

Pergaulan Anak Remaja

Pergaulan anak jaman sekarang memang tiada hentinya, bermacam-macam bentuk dan setiap hari semakin banyak saja macam dan aksi mereka yang kadang-kadang bisa membuat orang lain merasa tidak nyaman. Dari segi bahasa yang meraka gunakan pun beranekaragam, seperti pengolahan kata, gaya bicara, dan ekspresi mereka yang menjadi imegnya (cirri khas) masing-masing.

Contohnya saja, menyatakan kabar yang seharusnya “Apa kabarnya anda/ kamu hari ini? Baik-baik saja kan.” tapi mereka malah berucap “Apa kabarnya loe?, bae-bae aj kan.” Dengan kalimat itu mereka menanyakan kabar kepada seseorang yang menjadi lawan bicaranya. Terkadang mereka pun kurang bisa menempatkan diri dengan orang yang lebih tua dalam lawan bicaranya. Seperti dengan seusianya.

Contoh seperti ini bukan hanya timbul dari dalam diri mereka sendiri, namum dari didikan Orang tua yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa anak-anaknya. Seharusnya orang tua bisa memberikan contoh serta mendidik yang baik kepada putra-putrinya, dalam memberikan masukan dan nasehat serta perilaku yang baik pula. Ada juga sikap dan sifat orang tua yang acuh tak acuh terhadap anak mereka, dari itulah anak-anak mereka mengikuti sifat dan sikap orang tuanya. Serta dari tontonan televisi yang kurang mendidik, tidak bisa memberikan kesan moral yang bagus untuk para penonton di rumah.

Maka dari itu kita sebagai orang yang mengerti akan hal ini, mari kita menjaga budaya dan bahasa yang bagus, dengan sikap ramah, sopan dan santun. Supaya bisa diterima orang lain maupun bangsa lain dan mereka bisa menghargai kita sebagai bangsa yang mengerti akan Tata Krama dari dulu sampai sekarang.

1 komentar:

  1. Apakah Anda dalam kesulitan keuangan? Apakah Anda perlu
    pinjaman untuk memulai bisnis atau untuk membayar tagihan Anda?
    Kami memberikan pinjaman kepada orang yang membutuhkan bantuan dan kami memberikan pinjaman kepada perusahaan lokal, internasional dan juga pada tingkat bunga yang sangat rendah dari 2%.
    Terapkan Sekarang Via Email: kellywoodloanfirm@gmail.com
    Terima kasih
    Terima kasih dan Tuhan memberkati
    Ibu Kelly

    BalasHapus